Disadarkan
olehnya...
Kami duduk diatas pasir putih
salah satu pantai terindah yang pernah saya lihat, awalnya kami saling terdiam
tanpa bicara sepatah katapun. Entah apa yang menjadi penyebab saling diamnya
kami pada saat itu, yang jelas kedekatan kami berdua bisa dibilang melebihi
kedekatan sahabat.
Hmm
Detik berlalu...
Menit berlalu...
Dan akhirnya dia yang memulai
membuka pembicaraan dengan beberapa kalimat yang membuat saya terhenjak kaget.
“kalau dalam waktu dekat ini aku
nikah, menurutmu gimana?”
#nelan air liur, lalu tersenyum
seraya sayapun berkata ”ini mau dijawab dengan ekspresi kaget, atau yang
biasa-biasa saja??” #mencoba untuk mencairkan suasana
Namun ternyata tak ada sedikitpun
dari wajahnya ekspresi bercanda dan ia
kembali berkata “apa kamu tahu, Masa-masa seperti kita saat ini masih dibilang
berada pada posisi .L.A.B.I.L.
namun bukan lagi labil dalam konteks labilnya
anak SMP dengan virus merah jambu”
Sambil mendengarkan
pembicaraannya sayapun berbalik menghadap kearahnya dengan menampakkan wajah
kebingungan.
“sekarang yang ada dalam
fikiranku tidak lagi harus menunggu lulus kuliah dulu untuk menikah, hal itu
tidak mudah. Aku merasa berat sekali melawan segala macam hawa nafsu setan.
Jika saja dalam waktu dekat ini ada yang mengajakku menikah pasti akan kujawab
dengan jawaban “ya aku mau menikah denganmu”.
Aku berteman tidak hanya dari
kalangan para akhwat-akhwat yang selalu memberikan masukan positif kepadaku
namun banyak juga dari mereka yang luar biasa hedonnya.
sementara aku??
Belum lagi banyaknya kenalan,
teman dekatku, rekan organisasiku yang mereka semua berlawanan jenis denganku..
aaahh sulit rasanya untuk bisa
bertahan agar tidak ikut dengan rayuan syetan.
Aku sadar, sangat sadar bahkan!!
jika berdua dalam sebuah ruangan dengan lawan jenis itu tidak baik.!!
Jangankan untuk adanya sebuah
hijab, posisi duduk saja seringkali melampaui batas!
YUP
“inikan masalah organisasi”
“inikan untuk kepentingan umat juga”
“inikan untuk khalayak masyarakat banyak”
“inikan karena untuk mnyeleseikan amanah”
“inikan... ” “inikan...” “inikan...”
“Astagfirullah al adzim”
“Lalu kesadaran itu untuk apa? “
“Apa untuk di jadikan sebagai
penguatan diri tanpa bisa bertindak dengan tegas!! “
“Oh NO! Anda salah”
“Belum lagi untuk masalah
berpergian, aku sering berada diposisi untuk harus pergi berdua dengannya, kami
hanya berdua dari mulai berangkat, diperjalanan, bahkan ditempat lokasi yaa
walaupun di lokasi pada akhirnya banyak teman-teman lainnya yang hadir juga.
Tetap saja disekeliling kami ada syetan-syetan yang berkeliaran dengan semangat
yang membara untuk menjerumuskan. “
Terhenyak kaget luar biasa saya
mendengar penjelasannya dengan tanpa adanya seyum sedikitpun. Iapun melanjutkan
pembicaraannya:
“Okehh tarbiyah aku jalankan, Liqo mingguanpun
aku tidak pernah absen, malah akupun berada pada posisi sebagai seorang
murrobbiyah. Malu rasanya jika kondisi seperti ini terus-terusan berlanjut”
Suasana kembali sunyi, dan saya
tidak bisa berkata sedikitpun
Tiba-tiba dia airmata kami
berduapun menetes dengan saling berpandangan
Beberapa detik kemudian akupun
berkata:
“Kita sama sama saling
mengingatkan yah, aku sangat butuh seorang sahabat sepertimu. subhanallah semua
kata-kata yang kamu lontarkan kepadaku pada teriknya matahari pantai saat ini
sangat mnyentuh dan menusuk hati serta membuat otak ini kembali berfikir,
terima kasih sahabat.”
Kembali ia menarik bahuku untuk
memeluk dengan dekapan yang sangat erat seakan itu merupakan dekapan kasih
sayang seorang sahabat sambil berkata “yah kita harus saling mengingatkan”
I Want To Say:
I Love U
Because Allah
N
I'll be waiting
until the time came at the right tim
:D'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar