Kali ini saya mengambil referensi dari www.ummi-online.com
Sahabat Ummi, tahukah bahwa beberapa waktu yang lalu media sosial dihebohkan dengan sebuah buku yang bertujuan mengenalkan pendidikan seks pada anak.
Dalam salah satu isi cerita, buku tersebut membahas persoalan masturbasi.
Ini yang membuat publik geger, topik ini langsung menjadi viral.
Saya tidak akan membahas isi buku lebih lanjut ataupun terjebak dalam pandangan pro dan kontra tentang perlunya memberikan pendidikan seks pada anak.
Di sini yang akan saya bahas adalah mengenai membangkitkan fitrah seksualitas anak.
Setiap anak lahir dengan fitrahnya masing-masing.
Tugas orangtua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, agar fitrah-fitrah tersebut mampu berkembang optimal.
Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Pendidikan fitrah seksualitas tentu berbeda dengan pendidikan seks.
Memulai pendidikan fitrah seksualitas tentu pada awalnya tidak langsung mengenalkan anak pada aktivitas seksual, seperti masturbasi atau yang lainnya.
Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai pada pendidikan fitrah seksualitas ini.
Pertama, membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya.
Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan.
Anak sudah harus bisa memastikan identitas seksualnya sejak berusia tiga tahun.
Orangtua mengenalkan organ seksual yang dimiliki oleh anak.
Ada baiknya dikenalkan dengan nama ilmiahnya, misalnya vagina pada perempuan atau penis pada laki-laki.
Mengapa harus nama ilmiah? Ini menghindarkan pada pentabuan.
Selama ini pembicaraan seputar seksuitas dianggap tabu oleh masyarakat.
Karena penjelasannya seringkali tidak secara ilmiah.
Hal yang tabu ini bisa mendorong anak untuk mencari-cari secara sembunyi-sembunyi.
Dan ini pada akhirnya akan memulai datangnya masalah penyimpangan seksual pada anak.
Orangtua harus menjadi pihak pertama yang secara jujur dan terbuka dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan organ seksual anak.
Sehingga anak akan mampu dengan jelas memahami identitas seksualnya.
Kedua, mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya.
Anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya.
Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak.
Sehingg anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan".
Referensi :
http://www.ummi-online.com/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak-bagian-1.html
=============
REVIEW
ada point yang saya garis besaran pada artikel bacaan diatas yakni :
💕Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai pada pendidikan fitrah seksualitas ini.
📣Pertama, membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya.
📣Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan.
📣Anak sudah harus bisa memastikan identitas seksualnya sejak berusia tiga tahun.
Saat ini Aisyah hampir berusia 2 tahun. Itu artinya masih memiliki waktu yang cukup untuk menanamkan pendidikan fitrah seksualitas ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar