MAKALAH TUGAS
AKHIR TEORI SAsTRA
Analisis Makna Konotasi
Dalam Syair Imam Syafi’I dan Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur
Alhamdulillah, saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas analisis makna konotasi dalam syair
Imam Syafi’I dan Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah dengan penuh kemudahan.
Makalah ini
tentunya tidak luput dari banyaknya
kekurangan serta kesalahan-kesalahan lainnya, walau dalam penyeleseian tugas
akhir ini saya lakukan dengan maksimal namun kesempurnaan hanyalah miliki Allah
SWT.
Pada
kesempatan ini saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah terlibat dan ikut dalam memberikan semangat hingga makalah yang
sederhana ini dapat terseleseikan dengan baik
Harapan
saya sebagai penulis tentunya agar makalah ini dapat bermanfaat serta
memberikan wawasan yang lebih kepada pembaca
hingga akhirnya dapat dijadikan sebagai refernsi pembelajaran
kedepannya.
Jakarta, Juni 2013
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………..………………… 3
1.2
Rumusan Masalah ………………………..………………… 3
1.3
Tujuan Penelitian ………………………..………………… 4
1.4 Kegunaan Penelitian ………………....………………… 4
BAB
II KAJIAN TEORI
2.1
Pengertian Konotasi ……………………….…………… 5
2.2
Ciri-ciri makna konotasi ………………….………….. 6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Konotasi ……………………….………… 7
3.1.1
Dalam
Syair Imam Syafi’i …………………………… 7
3.1.2
Dalam
Syair Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah Tentang
Syurga 10
BAB VI
PENUTUP
4.1
Kesimpulan …………………………………………...... 11
4.2
Saran ………………………………………………...…. 11
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………… 12
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa
adalah sebuah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh
masyarakat untuk tujuan komunikasi. Dalam makalah ini, akan dipelajari Analisis
Semiotik. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya,
mengungkapkan pikiran, pengalaman, dan pengetahuannya kepada orang lain
(wirjosoedarmo dalam wardani, 2010:1).
Secara
singkat dan populer dapatlah kita katakan bahwa “semiotik adalah telaah mengenai tanda” (George,1964:1). Dari
pengertian sederhana tersebut dapat kita simpulkan bahwa semiotik adalah ilmu yang mempelajari
tentang tanda.
Kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, ssemiotik juga banyak ditelaah/dianalisis.
Salah satunya dalam karya sastra, baik puisi, prosa, drama, novel dan
lain-lain.
Dalam
sebuah karya sastra, tidak bisa lepas dari sebuah tanda. Walaupun dalam karya sastra
biasanya juga terdapat tanda – tanda kiasan
yang memerlukan waktu untuk memahaminya. Di sisi lain, sebuah karya sastra juga
memiliki nilai tersendiri jika dianalisis dengan ilmu semiotik. Walaupun dalam ilmu
kesastraan dan stilistika terdapat istilah Licentia Poetica, yaitu kebebasan
seorang sastrawan untuk menyimpang dari kenyataan baik dari bentuk atau aturan
konvensional bahasa untuk menghasilkan efek yang dikehendakinya (Shaw,1972).
Tetapi seperti kita tahu di awal, bahwa semua tulisan atau kata pasti memiliki tanda yang memiliki makna. Maka, dalam makalah ini
saya mengambil judul “Makna Denotatif dan Konotatif dalam syair Imam Syafi’I
dan syair tentang Syurga oleh Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah (sebuah kajian
semiotik)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang
dimaksud dengan makna konotatif
?
2. Apakah
terkandung Makna Konotatif dalam syair Imam Syafi’I dan syair tentang Syurga
oleh Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah?
3. kalimat mana sajakah yang termasuk dalam makna konotatif dalam kedua syair tersebut?
1.3
Tujuan Penelitian
Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Memenuhi tugas akhir mata kuliah teori
sastra.
b.
Untuk lebih memahami pengertian makna
konotasi.
c.
Untuk menganalisis akan adanya Makna Konotasi dalam syair
Imam Syafi’I dan syair tentang Syurga oleh Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah.
1.4
Kegunaan
Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi :
a.
Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami mengenai
makna denotasi dan konotasi yang
sebenarnya dan pengaplikasikan dalam kehidupan nyata yang bisa dilihat dari
berbagai karya sastra mulai dari syair, cerpen, puisi dan karya sastra lainnya
yang telah dibaca untuk dijadikan bahan referensi.
b. Dosen
Dosen
dapat menjadikan makalah yang sederhana ini sebagai rujukan dan bahan
pengajaran untuk pendidikan kedepannya
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Konotasi
Soedjito menyatakan pendapatnya bahwa makna
konotatif (evaluasi atau emotif) adalah makna tambahan terhadap makna
dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambaran tertentu.
Berikut ini
penggunaan makna denotatif dan konotatif dalam kalimat:
1)
Anak-anak yang diaula itu
sedang berebut kursi karena pertunjukkan segera dimulai.
2)
Siapapun yang bermaksud
berebut kursi pimpinan perusahaan harus memenuhi syarat yang telah
ditentukkan formatur.
(setyana,
1999:57)
Contoh(2)
merupakan contoh penggunaan kata konotatif. Kata kursi memunyai arti jabatan,
kata kursi memunyai nilai rasa yang tinggi daripada kata jabatan.
Menurut Oka
dan Soeparno (1994:235) menyatakan makna konotatif adalah makna kata
yang merupakan makna tambahan dan memiliki nilai rasa. Nilai rasa itu dapat
bersifat positif dan bersifat negatif. Maksud dari konotasi positif dan
negative menurut Chaer (dalam Oka dan Soeparno, 1994:235), dapat dilihat dalam
contoh berikut:
Wanita
|
Perempuan
|
1.
Berpendidikan lebih/tinggi
|
Berpendidikan kurang
|
2.
Modern dalam segala hal
|
Tidak atau kurang modern
|
3.
Kurang berperasaan keibuan
|
Berperasaan keibuan
|
4.
Malas ke dapur
|
Rajin ke dapur
|
Dari
contoh di atas dapat disimpulkan bahwa kata wanita mempunyai konotasi
positif karena memiliki nilai rasa lebih sopan dan tinggi dibandingkan kata perempuan.
“Makna konotatif meliputi aspek makna yang
berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi”.
Sebagai contoh seperti, gambar wajah orang tersenyum dapat diartikan sebagai
suatu keramahan dan kebahagiaan. Tetapi sebaliknya, tersenyum bisa juga
diartikan sebagai ekspresi penghinaan terhadap seseorang. Untuk memahami makna
konotatif, maka unsur-unsur yang lain harus dipahami pula.
2.2Ciri-ciri
makna konotatif
Ciri kata bemakna konotasi yaitu:
1)
Makna tidak sebenarnya
2)
Makna tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual
3)
Makna tambahan berupa nilai
rasa
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Analisis
Konotasi
3.1.1
Dalam Syair
Imam Syafi’i
وما
سمّي الإنسان إلا لنفسه * وسمّي القلب لأنه يتقلب
يتقلب disini berarti
berubah-ubah:
Maksud disini hati itu mudah untuk di
bolak-balikkan yang kadang bisa baik dan kadang juga bisa buruk
dan yang
bisa merubah hal tersebut hanyalah Allah, maka ketika ada seseorang yang jahat,
memohonlah kapada Allah agar di balikkan hatinya menjadi baik
عين الرضا عن كل عيب كليلة * كما
أن عين السخط تبدىالمساويا
الرضا عن كل عيب كليلة disini memiliki arti jika kita memandang segala hal
positif atas segala sesuatu yang buruk maka hal yang buruk tersebut tidak akan
terlihat walau keburukan tersebut sangat banyak.
السخط تبدىالمساويا disini maksudnya adalah berbeda dengan orang yang
selalu memandang semuanya dengan keburukan maka setiap keburukan yang ada akan
terlihat sangat jelas walau keburukan tersebut sangatlah kecil
إذالم يكن إلا الأسنة مركب * فماحيلة إلا ر كوبها
الأسنة Adalah Sebuah benda yang tajam (tombak). Maksudnya Banyak
cara yang bias digunakan untuk mencapai suatu tujuan bahkan kitapun bias saja
suatu saat akan di hadapkan dengan hal yang tidak kita (di umpamakan dengan sebuah tombak yang
tajam) namun harus tetap dilakukan
و من جعل غراب له دليل * يمربه علي جيف الكلاب
دليل
diartikan sebagai pemberi petunjuk (pedoman)
يمربه علي جيف الكلاب maka ia adalah sehina-hinanya orang
قل بما
شئت في مسبة عرضي فسكوتي عند اللئيم جواب
ما أنا
عادم الجواب ولكن ما من الأسد أن تجيب الكلاب
في
مسبة عرضي Maksud menghina kehormatan disini adalah menghina
harga diri
الأسد Adalah Orang yang memiliki
harga diri yang tinggi
الكلاب Orang
yang rendahan (tidak berpendidikan).
Maka maksud kalimat diatas
ialah: orang yang berpendidikan dan memiliki harga diri tidak akan mendengarkan
perkataan yang tidak memiliki adab (orang yang suka menghina)
إذا ما الأصل ألفي غير زاك
فما تزكو مدى الدهر الفروع
الأصل diartikan sebagai akidah
الفروع amalan-amalah ibadah
Maksudnya ialah Orang yang tidak memiliki
ketauhidan dengan benar maka setiap amal ibadah yang ia lakukan sepanjang
masapun akan sia-sia
وإذا الدعاوى لم تقم بدليلها بــالنص فهي
على السفاه دليل
الدعاوى Para
pendakwa
atau penyeru kebaikan
السفاه دليل sebuah
argument yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
Maksudnya ialah: Seorang pendakwa harus
memiliki dalil yang kuat terhadap setiap apa yang ia katakan. karena jika ia tidak memilikinya maka sama
saja dengan omong kosong yang tidak memiliki landasan teori.
والحق منصور وممتحن
فلا تعجب فهذي سنة الرحمن
سنة الرحمن maksudnya ialah sunnatullah dimana Allah sunnatullah ini merupakan
sesuatu yang pasti terjadi. dan Ia akan mendatangkan sebuah kebenaran namun
sebelum hal tersebut datang Allah akan menguji kita semua dengan kenikmatan
serta cobaan agar kita menjadi hamba yang lebih taat
وإذا لم تر الهلال فسلم لأناس رأوه
بالأبصار
الهلال menentukan
waktu
رأوه بالأبصار Artinya
ialah: Mata kepala, maksudnya adalah ahli nujum, jadi jika kita
ingin menentukan sesuatu berdasarkan hilal akan tetapi kita tidak memahaminya
maka lebih baik kita serahkan kepada ahli nujum langsung karena ia yang
mengetahui ilmu mengenai hal tersebut.
تكاثرت الظياء على
خراش فما يدري خراش ما يصيد
خراش disini adalah hewan sebangsa srigala
سارت مشرقة وسرت
مغربا شتان بين مشرق ومغرب
مشرقة Dapat diartikan sebuah perbuatan baik dan مغربا dapat diartikan
dengan perbuatan jahat atau sebaliknya
dan sesungguhnya setiap perbuatan baik dan perbuatan jahat itu sangatlah jelas perbedaannya maka tidak
seharusnya manusia melakukan perbuatan jahat
jika ia sudah memahami arti dari perbuatan baik
فالبهت عندكم رخيص سعره حثوا
بلا كيل ولا ميزان
رخيص سعره sudah
menjadi hal yang biasa dilakukan
Maksudnya ialah mereka berbohong
tanpa berfikir terlebih dahulu, dilakukan dengan sesuka hati dan mereka tidak
memikirkan akibat dari berbohong tersebut sehingga berbohong sudah menjadi
bentuk keseharian yang mereka lakukan.
تَخُضْ فِيْ حَدِيْثٍ لَيْسَ
مِنْ حَقِّكَ سِمَاعُهُ
تَخُضْ makna kamus adalah memakan
dengan lahap atau dapat diartikan juga agar kita tidak boleh mendengarkan
sebuah pembicaraan dimana pada dasarnya tidak memiliki hak untuk mengetahui apa
yang dibicarakannya
لاَ يَحْمُدُ السَّيْفُ كُلَّ
مَنْ حَمَلَهُ
لاَ يَحْمُدُ tidak memandang siapapun yang memilikinya
Maksud kalimat ini adalah bahwasanya sebuah pedang
yang biasanya digunakan untuk membunuh musuh bias saja membunuh orang yang
membawa pedang tersebut, maka berhati-hatilah
حَيْثُمَا تَسْتَقِمْ
يُقَدِّرْ لَكَ اللَّهُ نَجَاحًا
تَسْتَقِمْ jalan yang sesuai oleh ketentuan Allah
Maksudnya ialah: Menempuh jalan yang lurus disini
bermakna melaksanakan segalanya atas dasar perintah Allah serta menjauhi segala
yang dilarang oleh-NYA, dengan begitu Allah akan menjanjikan kesuksesan baginya
لاَ يَضُرُّ السَحَابَ
نُبَاحُ الكِلاَبِ
نُبَاحُ الكِلاَبِ Maksudnya ialah perkataan-perkataan yang buruk.
السَحَابَ kesuksesan. Maksudnya ialah perkataan-perkataan
yang buruk tidak akan akan menjadi penghambat kesuksesan seseorang, maka
janganlah kau dengarkan perkataan tersebut
3.1.2 Dalam
Syair Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah Tentang
Syurga
يا
خاطب الحور الحسان
وطالبا لوصالهـن
بـجنة الحيوان
خاطب
الحور orang-orang yang sholeh dan
sholehah
بـجنة الحيوان negeri kehidupan, adalah sebuah kehidupan yang sesungguhnya dengan
segala kenikmatan didalamnya.
Kalimat diatas memberitahukan bahwasanya di syurga
nanti sudah disiapkan para bidadari yang sangat cantik dan bidadara yang tampan
dimana setiap para calon penghuni syurga (orang yang sholeh) kelak akan dapat
bersanding dengan mereka.
أسرع
وحث السير جهدك
انما مسراك
هذا ساعة لزمان
orang yang selalu
bersungguh-sungguh السير جهدك
waktu yang cepat
berlalu ساعة لزمان
Maksud kalimat
diatas ialah bahwasanya waktu itu sangatlah cepat berlalu dan jika kita tidak
sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah di dunia ini maka kelak akan
menyesal
سكانها
أهل القيام مع
الصيام وطيب
الكلمات والاحسان
القيام
مع الصيام
orang-orang
yang mendirikan sholat dan berpuasa
Maksud pada kalimat diatas
bahwasanya para penghuni syurga adalah orang-orang yang tidak pernah
meninggalkan sholat dan puasa serta selalu berkata serta berbuat kebaikan
يا
أهلها لكم لدى
الرحمن وعــد
وهو منجزه لكم بضمان
الرحمن mempunyai pengertian Allah SWT dimana Ar-Rohman
merupakan salah satu dari nama-NYA yang memiliki arti yang maha penyayang
قالوا
أما بيّضت
أوجهنا كذا
أعمالنا ثقلت في الميزان
بيّضت Memiliki makna putih berseri,
maksudnya adalah wajah-wajah yang terbebas dari segala dosa
فيرونه
من بعد كشف حجاب
ه جهرا روى ذا مسلم ببيان
كشف
حجاب Memiliki arti Mata kepala, maksudnya adalah
bahwasanya mereka melihat-Nya benar-benar langsung dengan mata mereka sendiri
tanpa adanya perantara apapun
BAB IV
BAB IV
PENUTUP
4.1
SIMPULAN
Berdasarkan analisis dan uraian yang
telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa:
banyak sekali
Makna konotatif saya temukan dalam kedua syair
diatas, namun tetap kita kembalikan setiap orang pasti memiliki tanggapannya
masing-masing sehingga ketika kita sedang menganalisis sebauah karya sastra
kita harus berjiwa besar untuk menerima tanggapan-tanggapan dari orang lain. Berkenaan dengan masalah konotasi,
satu hal yang harus kita ingat. Bahwa konotasi sebuah kata bisa berbeda
seseorang dengan orang lain, antara satu daerah dengan daerah lain. Ada kalanya
bermakna konotasi posotif maupun negatif.
4.2
SARAN
Mahasiswa
yang menekuni dunia sastra hendaknya tidak hanya sebagai penikmat sekedar
membaca saja melainkan dapat juga dapat memahami makna dibalik setiap kalimat
yang dicantumkan oleh penulis serta dapat menganalisis isi makna yang
terkandung didalamnya. Karena ketika kita hanya membaca sebuah karya sastra
tanpa memahami makna yang dimaksud oleh penulis maka akan menimbulkan maksud
yang berbeda pula sehingga nilai estetik pada setiap kalimat yang terkandung
akan kurang maksimal. Maka dari itu diperlukannya agar kita mempelajari
mengenai makna denotative dan konotatif secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
- http://bahasakebanggaan.blogspot.com/2009/01/makna-konotasi-dan-makna-denotasi.html
- http://www.academia.edu/1045086/S_E_M_I_O_T_I_K_A_TENTANG_MEMBACA_TANDA-TANDA
- http://bahasakebanggaan.blogspot.com/2009/01/makna-konotasi-dan-makna-denotasi.html
- http://ababalghussoh.blogspot.com/2011/06/analisis-makna-denotatif-dan-konotatif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar