Selasa, 03 Oktober 2017

Isi hati

Nemu ini di fb jd merembes seakan mewakili isi hati yang sedang sayu belakangan ini 😆

Katanya, seorang ibu itu ibarat denyut jantung sebuah keluarga.

Di saat ibu mood-nya hepi, teruruslah anak dan suaminya.

Di saat ibu sendu, merembetlah kesedihan pada cara caranya mengurus rumah tangga.

Dan siapa sih yang gak asing dengan celetukan, "Jadi Ibu itu jangan sampai sakiiiit.."

Bukan. Bukan karena concern dengan kesehatan si Ibu, tapi lebih karena... kalau Ibu sakit yang ngurus anak anak siapa? Sarapan pagi dan bekal sekolah si Kakak gimana?? Sempak Bapake yang kemaren baru beli ditaruh dimana??? #eh 😂

Ritme kehidupan rumah tangga mendadak eror sejalan dengan durasi sakitnya si Ibu. Yang membuat ia berjuang kepingin buru buru sembuh.

Bukaan.. bukan karena rindu akan badan sehat tapi lebih karena.............. ga tega ngeliat bocah dipakein baju yang motif dan warnanya tabrak lari berhari hari *lirik tajam ke Bapake, wkwkw..

Yang seringkali terlupa adalah, dengan segabruk aktivitas yang bergantung pada kehadiran sang ibu, pada siapakah Ibu bersandar untuk me-recharge kembali energinya?

Pada Allah, sudah tentu. Di tengah malam yang sunyi ketika seisi rumah sudah lelap, tak ada yang mengalahkan asyiknya bercengkrama pada Allah dalam senyap. Meminta kekuatan buat esok hari, karna sadar betul dengan kemampuan diri.

Selain Allah, siapa lagi?

Suami.

Entah kenapa berkali ku amati, banyak sesama Ibu dan istri yang terlihat bahagia dengan hidupnya, ikhlas dengan aktivitasnya, dan waras dalam mengasuh anak anaknya............

ternyata diawali dari adanya limpahan cinta dari sang suami.
.
.
.
Cinta yang mungkin hanya sesederhana ucapan terimakasih karena sudah menjaga anak anak seharian..

Sesimpel pujian, "Enak deh Mah!" sembari mengacungkan jempol saat sarapan dihidangkan..

Sesederhana berkomentar, "Kamu kurusan ya, Dek?" meski baru saja menyaksikan si istri menyeduh indomie dua bungkus. Dimakannya pake nasi pula..

Sekecil menawarkan diri untuk menghandle bocah sesaat, supaya istri bisa menuntaskan keperluannya di kamar mandi tanpa ada gedoran pintu semenit lima kali.

Atau bahkan sereceh pesan singkat gombal, "Kangen deh sama Bunda. Besok Ayah transfer uang buat ikut Pre Order Puppet Booknya yaa.." #eaaaa Pesan yang gak cuma bikin si istri bahagia, tapi juga Book Advisornya 😂 IYAAA INI SEKALIAN JUALAN IYAAA.

***

Membahagiakan istri berarti menyuplai jiwa mereka dengan energi positif.

yang kemudian akan mengalir pada cara caranya mengurusi rumah dan keluarga.. yang juga tersalur pada geraknya dalam mendidik anak anak tercinta.

Membahagiakan istri berarti menyuntikkan semangat pada dirinya.

Semangat yang membuatnya terdorong untuk memberi lebih baik lagi. Sehingga bertemulah sang suami dengan kejutan kejutan, saat rasa masakan sang istri mulai meningkat level enaknya.. saat wajahnya menyambut di rumah dengan ceria senantiasa.. Ketika anak anak terlihat tumbuh sehat, cerdas, dan suka baca Halo Bali.. #ahsudahlah wkwkw.. 

Membahagiakan istri adalah cara suami menjaga keluarganya dari kejauhan.

Memastikan sang istri terpenuhi tangki cintanya, sehingga terjaga kewarasannya. Karena hanya mereka yang dipenuhi cinta, yang bisa berbagi cinta pada sekitarnya..

Membahagiakan istri,

Perkara sederhana tetapi amat besar efek dominonya.

Karena tugas pertama seorang Ayah terhadap anak anaknya adalah : mencintai Ibu mereka sepenuh jiwa 💜

💜post by Jayaning Hartami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Progress Day 4 RBI

Setelah kemarin saya mengevaluasi pada tahap pertama di kurikulum HS Mba Kiki Barkiyah , hari ini saya mencoba melihat  dan mengupas pada ...