Selasa, 21 Oktober 2014

perkenalan kedua

MAHAMERU
Puncak gunung tertinggi dipulau Jawa. 
Alhamdulillah kesempatan itu telah berhasil menyapa saya. 



disini perjalanan kami bermula. dengan menyarter JIP, kami semua diberangkatkan menuju POS awal sekaligus pemeriksaan oleh petugas.


nah Do you know? 



Ranukumbolo, danau Sejuta pesona
cantik sekali pemandangan ini. 


Ranukumbolo menuju jembatan cinta

nah itu dia jembatan cinta, 
terlihat Landai, laaaandai sekali
sayang, itu hanya mimpi kawand.
=.=


nah setelah kita berhasil melalui jembatan cinta saatnya kita menikmati hamparan padang bunga Levender..

nah ini Jambangan, satu pos dari sini kita akan sampai di pos terakhir, yaitu KALI MATI.
dikalimati berasa sekali perjuangan kita mengambil air. krn jarak dari camp menuju sumber air harus berjalan sekitar setengah jam. itupun dengan jalan cepat. 
ditempat ini pula semua barang2 kita akan kita tinggal sebelum mulai memuncak. 


dan kita memutuskan beristirahat sore untuk kemudian bangun tengah malam untuk melakukan pendakian. iyapp...
panjang sekali kisah ini jika ingin disampaikan dengan detail. ah sudahlah biar kalian saja yang merasakan sendiri :D 

sampai akhirnya tepat pukul 09.00 kami semua bisa berkumpul di puncak MAHAMERU..
Horeeee Alhamdulillah
:D



salam dahsyat
tunggu kami dipuncak selanjutnya

"ternyta tak ada gunung yang lebih tinggi dari lutut kita selama ketika kita masi mampu mendakinya.. "
(andradpratama)






Perkenalan Pertama

Tak adil rasanya jika perjalanan ini tak dituliskan dalam ruang penuh senyum ini.
ini perjalanan pertama saya iya PERTAMA :D
ini perjalanan yang mengenalkan saya lebih jauh lagi akan kebesaranMu
ini perjalanan yang mengeratkan ikatan cinta kami semua yang bersatu dengan alam indahMu

perjalanan itu berawal dari sini:
yup inilah ia para RANGER yang siap menapaki gunung Gede Pangrango.
-Tio, Aand, Muthi, Lenn, Amm, me (jay), hest, Una, Angel, lathifah, Azka, Nes, Tamoyo, Ebb Jun-
and Pres YC : Mr. Kusnan
bersama teman seperjuangan inilah saya terus belajar terus tumbuh hingga kelak dapat menginspirasi.

kali ini kami memutuskan untuk ber Expedisi menuju dataran tinggi => Gunung Gede Pangrango
kebayangkan gimana perjalanannya
mulai dari semangat yang membara menuju puncak, hingga satu persatu hampir menyerah karena kondisi fisik yang kurang fit. ditambah perlahan lahan turunnya hujan badai, kabut tebal terus menerjang. dsb..
ah tapi itu belum seberapa kawan!
tetaplah bersabar untuk meraih puncak kesuksesan bersama!

itu yang sebenarkan akan kita lakukan untuk Youthcare bukan?
so nikmati saja proses tersebut. hingga suatu saat kita tak tersadarkan bahwa kesuksesan itu sudah ada ditangan kita bersama.
(senyum bahagia) :)




ganti aja yuk..

zaa
heii zaa, kabar apa? eh apa kabar mksudnya?

Tantangan sama Masalah itu sama gak?

entah kenapa Masalah itu lebih kebeban ya, beban yang bikin seseorang menjadi susah.
gak suka banget kalau ada kata masalah disebutkan dalam sebuah kalimat. awalnya kalimat tersebut positif tapi jadi negatif karna diiringi dengan kata "masalah".

beda dengan Tantangan,  tantangan itu keren setiap orang yang selesei melalui tantangannya dia terkesan Tangguh sekali.
wanita tangguh?
semoga julukan itu bukan sekedar basa basi untuk saya. tapi Doa.

semangat wanita tangguh..
masalah yang datang silih berganti kini telah berubah nama menjadi Tantangan
iya TANTANGAN yang akan menjadikan seseorang menajdi lebih keren .

#Selamat Malam

Rabu, 20 Agustus 2014

Kisah OSD

Menikah Dini atau menikah Nanti? Sama-sama Hebat!


Lagi. Untuk ke sekian kali, aku mendatangai resepsi pernikahan teman sebayaku. Seperti mimpi saat kulihat Imam dan istrinya yang cantik bersanding di pelaminan yang sederhana. Senyum merekah dari keduanya menyebarkan rasa bahagia pada seluruh tamu yang hadir. Tak ada yang menyangka bahwa diantara kami, angkatan 2007 SMA 1 Depok, ternyata Imam lah sang juaranya. Sambil bergenggaman jemari, sesekali Imam berbisik dekat pada gadis yang telah menjadi istrinya. Seorang gadis pilihannya, yang ia suka, yang ia sayangi.

“Ruh-ruh itu laksana pasukan tentara yang dimobilisir. Yang saling mengenal dapat berkasih sayang. Sedang yang tidak saling suka akan senantiasa berlawanan” (HR. Al bukhari, Muslim, Ahmad, riwayat dari Abu Hurairah)

Pernikahan Imam menjadi renungan untukku. Keputusannya untuk menikah muda saat berusia 20 tahun dan istrinya yang berusia 18 tahun membuatku sangat terkesima. Imam adalah teman sekelasku saat aku dan dia bersama-sama duduk di kelas XI IA 4. Hampir 5 tahun aku mengenalnya ternyata tak ada perubahan yang berarti dalam dirinya. Ia tetap seorang Imam yang kukenal saat SMA dulu. Imam yang penuh dengan senyum dan bahasa Depoknya yang selalu saja membuatku tertawa. Dari dulu.. hingga kini.

Bagi sebagian orang, termasuk Imam, yang telah siap mengemban ‘mitsaqon- ghalizha’ sebuah perjanjian yang tercantum dalam Al-Qur’an sebagai perjanjian yang sangat berat, tentulah menyadari status dan tugas barunya. Ia bukan saja mahasiswa Ilmu komputer UI yang bertanggungjawab menyelesaikan kuliahnya tapi juga seorang suami dan calon ayah yang bertanggungjawab bagi keluarganya.

Keputusan Imam untuk menikah dini adalah hebat. Keputusan teman-temanku yang lain untuk menikah nanti pun hebat.

Menikah dini atau menikah nanti sesungguhnya sama-sama hebat. Tergantung konteks. Menikah dini dengan alasan telah siap lahir bathin, menyambung tali kasih sayang, menjaga kesucian dan menjaga kehormatan diri, menghasilkan banyak anak-anak hebat di kondisi orangtua yang masih produktif dan sehat tentu alasan yang tepat. Menikah nanti dengan alasan merasa belum mampu untuk menambah tanggungjawab dan merasa masih mampu menahan gejolak hasratnya sehingga memilih untuk terus mengisi dan memperbaiki diri terlebih dahulu, itu pun adalah orang hebat.

Bukankah memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh?

Mereka adalah orang-orang yang menyadari tak mudah membagi konsentrasi hingga memilih untuk fokus kuliah, fokus menaikkan kualitas diri dengan terus belajar. Tentunya belajar dalam artian luas. Belajar pada siapapun, kapanpun, dimanapun, pada apapun yang membuat dirinya menjadi pribadi yang cerdas dan matang, atau ada beberapa kasus bahwa ia kemudian menjadi tulang punggung keluarga hingga fokus untuk membantu perekonomian, menyekolahkan adik-adik, membahagiakan orang-orang yang telah begitu berjasa dalam hidupnya. Tidakkah itu golongan orang-orang hebat, ketika ‘kebahagiaan pribadi’ itu pun rela disingkirkan untuk sementara waktu karena kecintaannya pada keluarganya?

Banyak buku bertebaran kini dengan tujuan mengajak menikah muda. Biasanya buku-buku dengan genre seperti itu, laris di pasaran. Market-nya siapa lagi kalau bukan para anak muda. Begitu pula dengan majelis-majelis yang pasti selalu saja ramai didatangi kalau yang menjadi tema tak jauh-jauh tentang menikah muda. Ada asap pastilah ada api.
Buku-buku atau tema-tema itu menjadi sedemikian booming-nya tentu menjadi alasan tersendiri bagi mereka yang prihatin melihat keadaan anak muda masa kini. Daripada ‘aneh-aneh’, ayo menikah! Begitulah kira-kira yang bisa kusimpulkan.

Dampaknya bisa macam-macam. Dampak positifnya para anak muda akan termotivasi untuk menikah. Termotivasi mempersiapkan kondisi lahir bathin-nya untuk bersanding
dengan pujaan hati yang telah lama menjadi idamannya. Yang malas belajar jadi semangat belajar. Yang santai-santai saja mencari penghasilan, jadi semangat dalam bekerjanya. Wow.. indah bukan? Kalau seperti ini aku pun setuju.

Tapi kulihat ada beberapa teman setelah membaca buku atau mendatangi majelis biasanya semangat menikah begitu menggelora di dada. Terpesona pada kenikmatan
yang di dapat dalam pernikahan. Lupa bahwa menikah dikatakan menyempurnakan setengah dien dikarenakan begitu berat perjalanan yang akan dilalui.Belum ada persiapan apa-apa langsung tancep gas saja ingin menikah. Seperti perang. Pisau belum diasah, masih tumpul, sudah main terjun aja ke lapangan. Atau baru punya pisau satu yang tajam, langsung tergesa-gesa ingin bertarung aja. Belum apa-apa musuh udah membuat kita KO dengan senapannya. Maka sebelum berperang, paling tidak sudah punya persiapan pisau, senapan kalau bisa bom sekalian agar bisa menang dalam pertarungan. Hehe..
Maksudku di sini, paling tidak memiliki persiapan yang cukup menuju ke mahligai pernikahan. Masih ingat tulisanku sebelumnya? Bukankah gagal mempersiapkan berarti mempersiapkan kegagalan?

Menikah hanya dengan alasan keinginan untuk melindungi dan dilindungi, keinginan untuk disayang dan menyayangi, diperhatikan dan memperhatikan, ditemani dan menemani agar tak kesepian atau sejenisnya tidaklah cukup. Menikah bukan perkara sesederhana itu. Menikah adalah perkara tanggungjawab. .. Pertanyaannya kemudian, siapkah kita menjalani tanggungjawab itu? Tanggungjawab untuk mencari nafkah bagi lelaki dan mengurus rumah tangga bagi perempuan. Menyiapkan sedini mungkin tabungan untuk segala perkara yang tak terduga ( biaya pendidikan, berobat dll). Walau memang pernikahan memperluas rizki, tapi tak berarti ‘nekat’ menikah tanpa memiliki tabungan sedikit pun, bukan? Tentunya kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang disayangi. Maka persiapkanlah itu. Tak perlu lantas menunggu menjadi seorang yang kaya raya dahulu baru menikah. Paling tidak memiliki semangat dalam upaya mencari nafkah (dalam artian memiliki sikap mandiri yang wajib diemban bagi mereka yang memilih untuk menikah).memiliki semangat dalam upaya untuk terus belajar dan menyerap ilmu (karena lelaki menjadi imam yang tentu saja harus butuh ilmu untuk membimbing keluarganya. Pun seorang wanita yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya kelak).

Menikah cepat itu baik tapi tidak berarti tergesa-gesa. Tergesa-gesa dikhawatirkan berujung pada kecewa. Salah satu contoh menikah tergesa-gesa, adalah ( pembelajaran bagi kita semua), tak terlalu mengenal sang calon, sudah terbuai dulu pada sosoknya yang begitu kharismatik, ternyata setelah menikah baru ketahuan telah memiliki istri lain.Ingatkan kasus artis kita yang sempat merajai pemberitaan media masa di negeri ini? Contoh lain, setelah menikah ternyata malah merepotkan orang lain. Tak menyangka bahwa begitu banyak persoalan dalam rumah tangga hingga orangtua, kerabat, teman-teman ikut dilibatkan. Waah.. ternyata belum bisa untuk mandiri…

Berhati-hati agar tidak tergesa-gesa menikah berbeda dengan menunda-nunda pernikahan. “Nanti setelah lulus kuliah baru menikah”, setelah lulus sarjana muncul perkataan lain, “setelah S2 dulu deh baru nikah”, “setelah kerja aja deh nikahnya” atau.. “setelah posisiku di kerjaan settle dulu deh”..setelah ini setelah itu dst.. Sampai akhirnya terus menunda.. entah sampai kapan.. bukan seperti itu. Jadi teringat joke salah seorang temanku perihal sikap wanita terhadap lelaki yang mendekati. Wanita berusia 18- 25 tahun, “nanti dulu deh”. 26- 30 tahun,” boleh deh” 31 tahun ke atas, “yang mana aja deh”. hehe…

Sekedar ice breaking:). Ya, apabila telah mengenal calon dan keluarganya dengan baik,
siap lahir batin ditambah sudah tak mampu lagi menahan hasrat, untuk apalagi menunda?

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “3 orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan..

Seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya” (HR. Thabrani)

Imam, yang kini telah menjadi imam bagi istrinya, semoga adalah orang yang termasuk diberi pertolongan oleh Allah.. amin..

Sesuai kesepakatan kami, saat kami masih bersekolah dulu, bahwa akan ada piala pernikahan bergilir. Karena Imam yang paling pertama diantara kami, maka Imamlah yang berhak mendapatkannya.

Sebuah piala perak, bertuliskan…

Piala ini milik lelaki sejati. Menjadi juara adalah keberanian menentukan sikap, bukan menunggu waktu hingga datang kedewasaan bersikap. Selamat pada kau yang sedang menggenggamnya…

10 ALASAN KUAT NIKAH MUDA ...

10 ALASAN KUAT NIKAH MUDA ...



Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Alasan Nikah Muda, yah inilah judul yang akan saya angkat pada postingan kali ini. Sebenarnya saya masih bingung antara beberapa kata yang termuat pada judul ini. Yang benar itu nikah atau kawin? Pernikahan atau perkawinan? Satu lagi yang membingungkan, yang benar itu nikah muda atau muda nikah? Sudahlah kita lalui saja persoalan tadi, toh yang kita bahas di sini mengenai alasan nikah muda.
Nikah muda memang menjadi marak akhir-akhir ini. Begitu banyak muda-mudi yang lalu lalang kawin. Sampai-sampai marak juga komunitas dan grup pecinta nikah muda di dunia maya, termasuk di jejaring sosial.
Saya melakukan survey pada beberapa orang yang begitu menggebu dalam ambisinya untuk nikah muda. Hampir semua dari mereka sangat antusias ketika ditanya mengenai alasan mengapa ingin nikah muda. Berikut alasan nikah muda yang telah saya rangkum dari wawancara berbagai sumber.
Alasan nikah muda 1
Kebutuhan rohaniyah. Beberapa orang merasa hambar hidupnya ketika tidak adanya seseorang yang mendampingi hidup. Hal ini mengakibatkan kekosongan dalam hidup karena tidak adanya tempat untuk berbagi. Dan tempat itu adalah seorang istri/suami. Naluriah laki-laki mengatakan bahwa dirinya akan lebih nyaman ketika didampingi seorang istri di sampingnya. Hidupnya merasa belum lengkap ketika dia masih single. Inilah alasan nikah muda.
Alasan nikah muda 2
Syahwat. Sewajarnya menjadi seorang perawan/bujang semakin tua libidonya pun semakin tinggi. Kebutuhan biologis harus segera disalurkan. Dan inilah yang mendorong anak-anak muda jaman sekarang begitu menggebu-gebu ingin nikah muda.
Alasan nikah muda 3
Menjaga diri dari kemaksiatan. Situasi dan kondisi sekarang (globalisasi) tidak memungkinkan lagi bagi seseorang yang ingin menjaga pandangan dari kemaksiatan. Begitu kita turun di jalan raya saja, banyak sekali berhamburan paha tanpa busana. Nah untuk mengatasi ketidakmampuan dalam menahan nafsu yang semakin tinggi maka nikah muda salah satu solusi penyalurannya.
Alasan nikah muda 4
Banyak untungnya. Yang namanya nikah muda itu 30% tidak enak dan 70% enak. Yang 30% karena kondisi anak muda yang emosional tinggi dan labil sehingga setiap permasalahan jarang dipikir secara masak. Dan 70% enak karena kondisi anak muda masih sangat kuat sekali staminanya. Inilah salah satu alasan kuat mengapa mereka ingin nikah muda.
Alasan nikah muda 5
Visi misi kehidupan. Nikah merupakan kebutuhan hidup yang sangat komplek, maka dari itu mencicil nikah di usia muda akan mengurangi beban pikiran untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, terlepas dari apakah mereka benar-benar berkurang beban pikirannya. Hal ini akan mempercepat pemenuhan visi misi kehidupan yang lain bagi seseorang. Selain itu setiap masalah akan terselesaikan dengan baik ketika dikerjakan bersama-sama. Inilah alasan nikah muda.
Alasan nikah muda 6
Mempersiapkan kematian. Hanya ada tiga hal yang kelak menjadi penolong kita setelah mati, amal, ilmu, dan anak yang sholeh. Yang terakhir digarisbawahi tadi tidak akan terwujud ketika kita tidak punya seorang pendamping hidup. Maka dari itu inilah alasan nikah muda.
Alasan nikah muda 7
Kesuksesan. Banyak sekali orang yang sukses justru ketika setelah menikah. Di balik lelaki yang hebat terdapat istri yang setia. Inilah alasan nikah muda.
Alasan nikah muda 8
Kesiapan. Orang yang sudah memiliki semuanya termasuk harta, pangkat, dan jabatan, maka masih kurang apa lagi? Tunggu apalagi untuk segera menikah? Inilah alasan nikah muda.
Alasan nikah muda 9
Dikejar usia. Orang tidak akan menunggu-nunggu waktu lama untuk menyalurkan kebutuhannya. Semakin tua semakin banyak dikejar kebutuhan lain. Selain itu orang yang kita sukai bisa saja dilamar orang ketika tidak segera kita lamar. Inilah alasan nikah muda.
Alasan nikah muda 10
Menyempurnakan agama. Nikah merupakan separuh agama. Jadi semakin cepat kita nikah semakin cepat pula kita dalam menyempurnakan agama. Inilah alasan nikah muda.
So? Bagaimana dengan anda? Tertarik untuk nikah muda? Apa mau menunggu menahan kebutuhan yang semakin hari semakin meninggi? Kuatkah ada menahan itu? NIKAH MUDA SOLUSINYA!!
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
TOLONG SILAHKAN DI-COPAS dan DI-SHARE DENGAN IKHLAS 
 Semoga Bermanfaat 

kisah perjalanan seorang wanita sebagai istri dan ibu

Edisi #IBU MUDA

Kata siapa Nikah Muda itu BAHAGIA? Kata siapa? Siapa sih yang bilang?
Itu adalah pertanyaan awal yang keluar dari mulut saya sendiri ketika memulai biduk rumah tangga di usia yang bisa dibilang masih muda, 21 tahun. Wahai! Ternyata memang menikah itu identik dengan kata bahagia, tapi waaaww saya gak nyangka kalau bahagianya itu bentuknya seperti ‘ini’
Ini dengan tanda petik itu maksudnya apa sih?



Emmm begini ceritanya, …

Niat saya menikah di usia muda adalah salahsatu rasa penasaran saya tentang makna sebuah pernikahan. Entah kenapa, di usia yang ketika banyak teman seangkatan lebih mikirin mau kuliah dimana, saya lebih serius mikirin nanti jodoh saya kayak gimana. Baiklah, memang terlalu cepat. Kalau ada yang ngomongin tentang PERNIKAHAN, saya langsung ikut semangat. Apalagi judulnya MENIKAH MUDA. Waaa, gue banget itu! Saya dulu punya impian pengen nikah muda. Gatau kenapa. Sampai akhirnya saya mencoba mendeskripsikan keinginan saya dalam beberapa poin tujuan kepengen nikah muda, di antaranya adalah:
pengen menggenapkan separuh agama *alasan klasik
gamau terjebak terlalu lama dengan rutinitas pacaran
pengen tau kehidupan pernikahan dengan langsung menjalaninya
pengen belajar untuk lebih dewasa
pengen punya teman hidup yang bisa bikin saya lebih baik lagi
daaaaan alasan lainnya yang kayaknya cukup keren buat modal saya mengajukan mimpi menikah muda…
Lalu, Allah jawab setiap doa dan harapan saya. Allah kasih jalan untuk saya menikah muda. Dan JENG!!! Kaget sendiri. Loh gini loh ternyata MENIKAH itu.

Wawawawawawa semua rasa campur aduk, antara seneeeeeeng banget sampe keseeeeeel banget. Kadang suka share ke media sosial kalau saya bahagia bangeeeet karena sudah menikah (muda), tapi di balik itu juga saya menyembunyikan perasaan kalau saya gak bahagia. Hah, labil. Dasar anak muda.
Ada saat-saat di mana saya ngerasa (kok kayaknya) gak bahagia. Stress, dan pengen udahan aja, dan berpikir pantesan ada beberapa orang yang menyerah di tengah jalan ketika di awal memutuskan menikah muda. Well it’s not easy, men…. 
Seriously.

3 tahun menjadi pelaku nikah muda, ada banyak hal yang terjadi, ada banyak pembelajaran yang sangat berarti hingga saya punya kesimpulan sendiri: loh, emang menikah itu bahagia kok!
 Saya selalu mengajak diri saya sendiri buat jalan-jalan lagi ke masa lalu, ke masa di mana saya yakin banget untuk mengambil pilihan nikah muda. Saya yang (katanya) pengen menggenapkan separuh agama, wuih bener banget. Bener di sini maksudnya saya jadi belajar lagi ilmu agama yang gak saya pelajari di bangku sekolah. Kehidupan pasca nikah yang complicated bikin saya maksa diri saya untuk belajar lebih banyak tentang agama, tentang bagaimana Allah menuntun umatNya untuk beribadah dalam pernikahan. Beneran ini mah beneran, setelah menikah… kawah candradimuka tentang yang namanya kehidupan lebih terbuka lebar. Dunia jauh terasa lebih luas dan beragam. Subhanallah.

Saya yang katanya gak pengen terlalu lama dengan aktifitas pacaran, alhamdulillah jadi lebih aman dan menentramkan kalau lagi dua-duaan sama pasangan. Ih, kan udah halal ^^ Daaaan bebaslah sudah dari jeratan PHP para pria yang cuma bisa janji. “Iya de, saya pengen nikah sama kamu.” tapi bilangnya cuma di bibir doang, tapi tindakannya gak ada. Kan cupu :| Dan pacaran setelah menikah itu indahnya bukan main, bebas tanpa batas dan nilainya pahala berlipat-lipat. Enaknyaaa ~

Saya yang katanya pengen tau kehidupan pernikahan dengan langsung menjalaninya jadi beneran tau kalau nikah itu begini begitu. Gak cuma asumsi, gak cuma prediksi, tapi beneran mengalami sebuah bukti. Oh, ini toh cintanya seorang abi dan ummi :)

 Saya yang katanya ingin belajar lebih dewasa bener-bener deh sama Allah ditunjukin, diliatin kalau saya emang masih jauuuuh dari arti kata dewasa yang sebenarnya. Ketika menikah, aneh tapi nyatos jadi lebih tau siapa diri saya sendiri, karena suami-lah yang menunjukkan siapa saya yang sebenarnya. Awalnya gak terima banget banget banget. Sebel banget banget banget kalau suami udah ngoceh, “Ih kok kamu ginih, ih kok kamu gituh!” Haaaaa tau apa sih dia tentang sayaaa!!! Padahal, yaaa kalau dipikir-pikir dia justru lebih ngerti siapa saya, dia bisa objektif menilai siapa saya. Dia yang selama 24 jam berinteraksi sama saya, baik ketika sadar maupun tidak. Baik dalam posisi terjaga, maupun tertidur lelap sambil berpelukan. #SensorPlis :P

Saya yang katanya pengen punya teman hidup biar bisa jadi insan yang lebih baik bener-bener deh ditemenin, meskipun awalnya dongkol banget karena apa-apa dikomentarin. Mulai dari yang nyenengin sampai yang gak ngenakin. Semuaaa, tanpa jeda. Fiuh! Tapi yaa itu tadi. Sesuai permintaan kan?

Nah, jadiiiii dengan fakta yang ada, dengan mensinkronkan apa yang saya harapkan dengan apa yang terjadi setelahnya, udah gak ada alasan untuk saya gak bahagia. Saya dapetin semua yang saya pengen di awal hoooy! Tapi istimewanya adalah dengan caranya Allah saya ngerasain itu semua. Surprise yang beneran bikin amaze. Subhanallah. Allah Maha Keren!

Ada beberapa orang (atau mungkin hampir semua) yang menjalani kehidupan pernikahan di usia muda ngadepin yang namanya stress, apalagi dengan seabrek impiannya yang terlalu banyak, pengen ini pengen itu. Emang beneran kok, gak akan pernah mudah. Saya yang waktu itu ojol-ojol dapet suntikan semangat dari Teh @FabFebi sampai mesam-mesem sendiri, “Gak harus semua serba ideal. Kadang kita butuh nafas untuk tetap jalan dan maju ke depan!” Iyaa, jangan lupa nafas! Stress itu pasti, tapi penyikapan dengan hal positif yang masih misteri. Muehehehe… Jadi yaaa, hadapi, hayati, dan nikmati. Prosesnya emang gak mudah, tapi selalu ada jalan dalam setiap kebaikan yang kita niatkan. Allah gak akan kemana-mana.. Benerin aja niatnya. Nikahnya buat apa? buat siapa? :)

Dan jadinya, judul di atas harus saya koreksi di penghujung tulisan. Karena kalau bukan karena nikah muda, mungkin sampai sekarang saya gak nyadar kalau saya itu super emosional, mungkin saya gak nyadar klo saya itu kurang sabar, mungkin saya gak akan nyadar kalau saya itu plinplan, mungkin saya gak akan nyadar klo saya itu boros dan suka ga pake perhitungan, mungkin saya gak nyadar kalau Allah itu belum jadi tujuan utamanya, mungkin saya gak nyadar kalau ada orang yang posisinya sangat substansial dalam kehidupan saya, mungkin saya gak akan nyadar betapa perjuangan orang tua beserta kekhawatirannya itu punya alasan yang sangat kuat, mungkin saya gak akan nyadar kalau saya masih kalah sama ego. Ahhh terlalu banyak yang sudah saya sadari dan selalu ingin saya segera perbaiki setelah menikah. Setelah tau hidup yang lebih indah :)

Kebahagiaan dalam pernikahan di usia muda, adalah kebahagiaan yang penuh darah dan keringat badag di dalamnya. Semuanya worthed. Semuanya punya makna tersendiri, dan bagi siapa aja yang emang udah siap untuk nikah muda, sok mangga diikhtiarkan, karena ternyata saya sendiri gak bahagia dengan menikah di usia muda ^-^

Sekian sharing malam ini, semoga bermanfaat! Tulisan ini saya dedikasikan untuk yang sudah berani mengambil pilihan nikah muda dan sedang merasakan sesak nafas, heeei you’re not alone dan percaya deh KAMU BISYA! bisya bisya bisyaa ~ !
Salam hangat,
seorang istri yang lagi kangeeen banget sama suaminya :*

#Dahsyatnya Nikah Muda#

(Tak ada Maksud apa-apa) 
^o^'



Sungguh, dialah gadis yg perfect bagiku: Indah akhlaknya, teduh parasnya, brilian otaknya, baik ilmu agamanya, luas pergaulannya, hebat kontribusinya. Maka hari itu, aku pun yakin untuk mengungkapkan ketertarikanku padanya.
Hari itu kukira hanya akan ada dua kemungkinan: jadi hari spesial, atau jadi hari yg paling sial. Spesial jika cintaku diterimanya. Sial jika aku ditolaknya. Tapi yg terjadi sungguh diluar dugaan. Dia menjawab ungkapan ketertarikanku itu dg singkat, "Kok bilangnya ke aku?. Kalo serius, bilang ke ayahku".
Gile bener. Jujur, saat itu saya belom siap untuk nikah. Target saya sebelum nikah paling tidak saya sudah punya penghasilan tetap, serta punya tempat tinggal meski sederhana. Tapi aku takut kehilangan gadis seperfect itu. Aku yakin ini hadiah dari Allah yg harus segera dijemput.
Esoknya, aku ke rumahnya, menemui ayahnya. "Pak, apakah Bapak ridho jika saya melamar dg puteri Bapak?". Jujur, aku gemeteran saat itu. Tapi jawaban ayahnya sungguh mengejutkan, "Nak, saya sudah sangat percaya dg pilihan puteri saya. Saya menyerahkan semua keputusan padanya. Jika dia mau dg sampeyan, saya pun ridho". Andai tak sungkan dg sang bapak, saya langsung sujud syukur saat itu.
Beberapa bulan kemudian kami menikah. Dan ini yg masyaallah, sungguh janji Allah tak akan meleset. Dalam tempo sebulan sebelum nikah, tiba-tiba rezeki yg luas dihadirkan oleh Allah. Rumah yg saya damba bertahun-tahun, dalam tempo 2 minggu langsung jadi. Penghasilan yg saya terima, berkali lipat dari yg selama ini saya idamkan. Masyaallah. Barangsiapa yg menikah demi meraih ridho Allah, maka mustahil Allah akan menyusahkan hidupnya. Mustahil.
Dan sungguh, Allah adalah DZat yg tak pernah mengingkari janji-Nya. “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
(Ahmad Rifa'i Rif'an, penulis buku "The Perfect Muslimah")

kisah pernikahan muda

Kisah Pernikahan Dini di Korea



Pernikahan Dini anak-anak Korea kelas atas telah ada sejak tahun 1916 lalu. Bahkan beberapa bukti dari pernikahan mereka telah tergambar di artikel Geographic edisi Juli 1919 yang berjudul “Menjelajahi Sudut Tak Dikenal di Kerajaan Para Petapa” Dimana dalam kisahnya terdapat kedua mempelai yang baru berusia 10 dan 12 tahun yang menikah sebatas seremonial. Mereka tinggal di bagian terpisah di rumah anak lelaki hingga orang tua mereka memutuskan sebaliknya. Dikalangan bangsawan, pernikahan ini biasanya diatur untuk memperkuat antar keluarga. Meskipun memakai hiasan kepala tradisional untuk mempelai namun mereka tidak mengenakan pakaian pernikahan karena pakaian tsb.terlalu besar untuk mereka.

Pernikahan dini di Romawi Kuno
Pada umumnya, pada kisaran tahun 530M, usia legal seorang mempelai wanita menikah adalah 12 tahun dan untuk mempelai pria 14 tahun, pertunangan dilakukan jauh sebelum usia tsb, umumnya pada usia 7 tahun. Kaisar Agustus yang berkuasa jauh sebelumnya (7M) menetapkan batas usia minimal perkimpoian adalah 10 tahun. Penetapan usia legal menikah ini tidak mempertimbangkan seorang gadis telah mencapai puber atau belum. Asalkan usia legalnya sudah terpenuhi, pernikahan bisa dilaksanakan.

Pernikahan dini di Eropa
Di Eropa, pada abad pertengahan, wanita kelas atas biasanya menikah pada usia 12 tahun dan maksimal 14 tahun, sedangkan laki-laki biasanya menikah pada usia 17 tahun.

Sedangkan wanita kelas menengah ke bawah, khususnya masyarakat petani, orang tua sang mempelai tidak punya kekuasaan untuk menentukan pernikahan anaknya. Di sebagian wilayah eropa, pernikahan para wanita kelas menengah ke bawah diatur oleh para bangsawan tuan tanah, penguasa feudal setempat. Dan para penguasa ini merenggut keperawanan mempelai wanita sebelum menikah dengan pasangannya.

Aturan penguasa feudal itu disebut dengan Jus Primae Noctis yang artinya Jus= Hukum, Primae Noctis= “malam pertama”, di Perancis disebut Droit de Seigneur yang artinya Hak Tuan Tanah, di Jerman disebut dengan das Recht der ersten nacht yang artinya Hak atas malam pertama.

Mungkin para pembaca sering mendengar kisah Romeo dan Juliet. Dalam kisah tersebut digambarkan Juliet berusia 13 tahun saat menikah, dan ibu Juliet baru berusia 26 tahun. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa masyarakat di Eropa pada abad pertengahan menganggap biasa menikah pada usia tersebut.

Pernikahan dini di Nepal
Tradisi ini biasa disebut Bibaha IHI atau Bel yang merupakan tradisi unik dikomunitas Newar di Nepal. Salah satunya adalah gadis berusia 9 tahun yang bernama Bhintuna, ia tersenyum bahagia dalam balutan gaun pengantin tradisional berwarna merah dan emas. Sambil memegang sebuah nampan, ia menunggu giliran dalam sebuah ritual suci pernikahannya dengan dewa pelindung Wisnu. Setiap anak perempuan yang belum mencapai masa pubertas harus melangsungkan pernikahan dengan Dewa Wisnu, ini adalah satu pernikahan dalam 3 pernikahan dalam kehidupan berikutnya. Para anak perempuan akan menikahi Matahari dengan menghabiskan 12 malam diruang yang gelappada usia 11 atau 13 tahun. Ritual ini dipercaya akan memberikan perlindungan tambahan bagi setiap gadis. Sementara pernikahan yang terakhir akan terjadi dengan suami sebenarnya saat berusia 25 tahun.

http://www.anehdidunia.com/2014/07/kisah-pernikahan-sangat-dini-dunia.html

Senin, 09 Juni 2014

Hijrah

catatan yang baru dipost*.*

Siang tadi memang tidak ada KBM disekolah tempat saya mengajar, namun kami sebagai guru PPL tetap hadir karena sekolah mengadakan berbagai macam lomba keislaman serta pawai bersama.. 

saya bertugas sebagai pengawas keliling, sementara guru PPL lainnya sebgai pengawass kelas. 
Okeh Alhamdulillah pekerjaanpun selesei, sambil mencatat satu demi satu pelanggaran yang siswa lakukan sesuai dengan amanah Guru pamong, tangan kiri sayapun tak henti berusaha untuk mengirim dan membalas SMS yang tidak sampai 3 menit selalu bunyi seolah seperti HP jadul .. #tut tut tuttut Derrr Derr# dengan getaran yang lumayan keras. 

yap SMS itu berkali-kali dengan no yang sama dari salah satu murid tahsin saya di kampus. ia beda jurusan dengan saya namun masih satu fakultas.

seringkali anak itu bilang jika kami bertatapan "kak SMS aku bales dong"
hhe sambil senyum sayapun berusaha untuk menjelaskan "kalo kk gak bales ada banyak kemungkinan, bisa jadi sedang tidak ada pulsa, atau sedang mengendarai motor, atau sedang mengerjakan sesuatu yang tidak bisa ditinggal" 
sambil menghela nafas iapun berusaha untuk memahami setiap perkataan yang saya keluarkan. 

mengingat kejadian tersebut saya yang sebenarnya masih sibuk denganurusan sekolahpun berusaha untuk menjawab SMS darinya. 
yang ternyata isinya "kak maaf untuk pekan ini saya gak ngaji, masih di Lampung"

*ngaji 
dia selalu menyebut kegiatan tahsin dengan ngaji..
hhe 

sayapun memberikannya izin "okeh,, sampai ketemu dipekan depan, oleh-oleh ya jangan lupa" ckckk 

"ka.."
tiba-tiba iapun mengirim sms dengan tulisan tersebut tanpa ada embel-embel lainnya. 

"ka.." 
sms itu ia kirimkan berulang kali, ini karena saya yang belum menjawab sms pertamanya tadi. 

"ka.. aku mau pake Jilbab yah.."
dikirimkannya sms lagi dengan tulisan yang sudah berubah.

terhentak saya tidak melanjutkan pekerjaan yang sedang saya kerjakan. 

"ka, aku pengen pake jilbab kaya kaka loh, 
kayaknya enak, Gak Risih."

belum sempat saya membalasnya, dengan segera SMS darinya masuk kembali dengan tulisan yang lebih berbeda..

Subhanallah, betapa senangnya hati ini mendengar ungkapan yang sangat luar biasa bagi saya saat itu juga, 

"iya say, coba deh dipake .. kk yakin kamu akan merasa lebih nyaman" :) jawab saya dengan senyum yang belum lepas sejak baca sms yang telah dikirimkannya.. 

"tapi emm aku takut dikira alim ka,  kan aku masih begajulan, pacar aja punya, hmmm emang kk belinya dimana??"

"kalau mau berbuat baik, jangan banyak mikir neng. 
 nanti deh kk InsyaAllah akan menghadiahkanmu jilbab"

wahhh 
serius ka? 
Horeee
:D

*Ya Allah tetap bimbing kami, jangan biarkan kami jauh dari Ridho-MU*
Karena Sungguh Hidayah hanya milik-MU
Amiin




LAPORAN KKL

tetiba ingat masa2 itu,,



Laporan Kegiatan

KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmanirrohim, syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat kepada kita sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tepat waktu dan semoga menuai hasil yang baik. Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini merupakan tugas akhir saya dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di beberapa tempat.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Beliau Nabi Muhammad SAW. Serta ucapan terimakasih yang sebesarnya pada orang tua, yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan penuh keikhlasan.
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini mungkin tak dapat terlaksana tanpa bimbingan bapak/ibu dosen, karenanya saya ucapkan terimakasih sudah membimbing saya beserta teman-teman lainnya untuk mempersiapkan diri sebagai mahasiswa yang terampil dalam bidang program studi yang saat ini sedang saya pelajari.
Rasa terimakasih pula saya haturkan kepada [ara panita lainnya serta pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan tugas laporan ini .
Demikian laporan ini saya buat, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan laporan ini saya mohon maaf. Kritik dan saran akan selalu saya terima untuk melengkapi laporan ini. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi penulias khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan Terimakasih.
           

Pipit Jayanti

Pesantren Riyadul Ulum Wa da’wah

Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda’wah adalah merupakan Pondok Pesantren yang berlokasi di kp. Condong Cibeureum Kota Tasikmalaya, didirikan oleh K.H. Nawawi yang berasal dari kampung Sukaruas Rajapolah, yang telah mengalami 6 generasi kepemimpinan, yaitu :
  1.  Didirikan oleh K.H. Nawawi akhir abad 17 dengan bukti sejarah adanya wakap tanah seluas 400 tumbak dari Pangeran Kornel Sumedang.
  2. Sepeninggal beliau perjuangannya dilanjutkan anaknya bernama K.H. Adrai,
  3. Berhubung K.H Adrai membuka pesantren di daerah yang lain maka pesantren ini diserahkan kepada menantunya, K.H. Hasan Muhammad.
  4. Sepeninggal K.H. Hasan Muhammad Pondok Pesantren ini dipimpin oleh K.H. Damiri mengingat anak laki-laki tertuanya masih kecil.
  5. Tatkala anak laki-laki tertua sudah besar yakni K.H. Nazmuddin, maka kepemimpinan sejak itu diserahkan kepada beliu sampai tahun 1986.
  6. Dari tahun 1986 sampai sekarang dipimpin adik almarhum, K.H. Ma’mun.
           Pesantren ini berdiri diatas area 2 hektar tanah dengan fasilitas asrama putra, asrama putri, gedung sekolah , mesjid, mushola , MCK dll.
           Pada awalnya pesantren ini hanya mengajarkan kitab kuning, hingga sudah banyak alumninya yang menjadi pejuang penyebar agama di berbagai daerah yang datang dari pelosok nusantara dan luar negeri (Jawa Barat, Banten, DKI, JawaTengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, NTT,Singapura, Malaysia).  Sehingga pada waktu kerusuhan 26 Desember 1996 di Tasikmalaya, banyak para alumni beserta jama’ahnya yang datang ke Pesantren untuk menengok ustad Mahmud Farid, putra Pimpinan Pesantren yang menjadi korban kekerasan oknum Polisi yang mengakibatkan kemarahan masyarakat luas.
           Sejak tahun 1985 pondok pesantren ini sudah mulai memadukan kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum gontor, dan sejak tahun 2001 sudah memadukan dengan kurikulum pendidikan Nasional, yaitu  SMP Terpadu.
Mulai 2003-2004 dibuka SMU Terpadu dengan program lanjutan dari SMA Terpadu dan Program Intensif (SMP dari luar). Sama seperti halnya SMP Terpadu, SMA Terpadu juga paduan dari kurikulum Pendidikan Nasional, Kurikulum Pondok Pesantren dan kurikulum Gontor.
Pesantren ini terletak di daerah Condong Tasikmalaya Jawa Barat. Tempat ini merupakan pembuka perjalanan kami sebelum menuju Lombok dan Bali. Di kawasan pesantren ini suasana dan kondisi sekitarnya tidak jauh berbeda dengan pesantren yang pernah saya kunjungi sebelumnya, mulai dari penerapan bahasa yang terkadang terdengar kurang maksimal dan lain sebagainya. Namun akhlak-akhlak para santri disini bolehlah diacungi jempol, mereka sangat antusias dengan kedatangan rombongan kami, mereka dengan tulus mau untuk menjadi guide selama kami semua berkeliling di kawasan mereka. Dengan sabar mereka menjelaskan satu persatu tiap ruangan yang ada disana.
Walau lingkungan antara santri laki-laki dan santri perempuan tidak terlalu jauh namun mereka sangat mengetahui batasan-batasan yang telah diterapkan pada pesantren tersebut. Dan saya sempat bertanya mengenai kegiatan mereka dari awal sampai akhir, yup tidak jauh berbeda dengan situasi pesantren lainnya. Walau masi ada beberapa santri yang sempat terdengar tidak menggunakan bahasa namun kualitas bahasa mereka sudah hebat loh.

IAIN MATARAM LOMBOK

Sebagai implementasi dari visi besar IAIN menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka di wilayah Indonesia Timur dan memberikan kontribusi nyata (shadaqoh ilmiahnya) bagi masyarakat NTB, IAIN Mataram terus berbenah diri semaksimal mungkin (haqqo jihadih). Kerjasama terus dilakukan dengan berbagai pihak seperti PEMDA dan terakhir dengan Islamic Development Bank (IDB ), dengan kawalan Kementerian Agama RI. IAIN Mataram merupakan salah satu dari For in One, selain IAIN Medan, IAIN Semarang dan IAIN Palembang yang memperoleh bantuan IDB untuk melakukan transformasi menuju Universitas Islam Negeri (UIN).
Selain bangunan fisik yang dikembangkan oleh IAIN Mataram, penguatan kemampuan SDM (human development) seperti dosen, karyawan dan mahasiswa) adalah hal yang menjadi prioritas kami, kata Rektor IAIN Mataram, Dr. H. Nashuddin, M.Pd,  dalam sambutan pembukaan Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh IAIN Mataram di Hotel Santika, hari Sabtu, 19 Januari 2013 kemarin.
Lebih lanjut, Rektor IAIN Mataram, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis al-Qur'an lewat qur'anic centernya adalah proyek unggulan dari IAIN Mataram. proyek ilmiah ini sangat strategis bagi IAIN, karena posisinya berada di daerah populasi islamnya yang mayoritas, dimana al-Qur'an sebagai kamus kehidupannya dan diapit oleh komunitas yang sangat plural, secara etnik, budaya dan agama.
Setelah beberapa jam kami sampai di Lombok berlanjutlah kami menuju IAIN Mataram yang berada di kawasan perkotaan Lombok Nusa Tenggara Barat.  Disini kami disambut dengan sambutan yang luar biasa walau sebenarnya kondisi mereka sedang Libur akhir semester. Kedatangan kamipun di sambut oleh Dekan dari fakultas tarbiyah yang bernama Dr. Muhammad Mpd. Selain itu ada juga bapak-bapak pembantu dekan 1 dan 2 yang ikut dalam agenda kunjungan kami . yang tidak kalah serunya juga ternyata baik bapak Dekan maupun Pembantu Dekan tersebut merupakan para lulusan atau alumni S3 Universitas negeri Jakarta atau UNJ. Wah wah wah sungguh bukan hal yang biasa, ini pertemuan yang hebat.
IAIN mataran ini setelah dijelaskan secara panjang lebar ternyata pernah bertarung melawan mahasiswa UNJ khususnya jurusan bahasa dan sastra arab dalam lomba  debat di salah satu perlombaan tingkat nasional tahun lalu ya walaupun UNJ berada dibawah IAIN mataram tapi tetaplah mereka hebat semua. Di terngkan pula bahwa mahasiswa di IAIN Mataram ini tidak sedikit juga yang telah menyelesaikan hafalan qur’annya.  Mereka memang telah banyak menguir prestasi dalam hal akademik maka tidak salah jika UNJ khususnya kami dari JBSA mendatangi IAIN Mataran ini sebagai ajang silatrrahimdalam kegiatan KKL 2010.
IAIN Mataram ini terdapat di 2 Kampus yang berbeda. Yang pertama terdapat di jalan pendidikan dan jalan Airlangga. Nah yang kami singgahi adalah kampus yang terletak di jalan Airlangga. Di kampus ini terdapat Fakultas tarbiyah yang terdiri dari jurusan pendidikan bahasa arab, pendidikan agama islam, pendidikan keguruan madrasai ibtidaiyah (PGMI), jurusan matematika, IPA Biologi IPS Ekonomi serta yang lainnya. Pada fakultas ini pula insyaAllah akan bertambah beberapa jurusan diantaranya: PGRA, Fisika, Kimia, bahasa inggris, dll. Di kampus ini terdapat juga fakultas  Dakwah yang terdiri dari jurusan ekonomi islam, muamalah, dll

Progress Day 4 RBI

Setelah kemarin saya mengevaluasi pada tahap pertama di kurikulum HS Mba Kiki Barkiyah , hari ini saya mencoba melihat  dan mengupas pada ...