Minggu, 14 Januari 2018

TARBIYAH JINSIYAH

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh...
Apa kabar semuanya??
Semoga teman-teman semua dalam keadaan sehat wal'afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamiin YRA.

Langsung aja ya, in sya Allah kami dari kelompok 7 akan mempresentasikan tantangan level 11 ini. Materi presentasi akan dibagikan dan dimoderatori oleh teman saya yang cantik, mba Pipit ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Sebelum mba Pipit share presentasinya, yuk kita buka bersama dengan baca basmallah...

Bismillahirrahmanirrahim...




Tak kenal maka tak sayang,
Udah liat fotonya, kalo nanti ketemu kami di jalan tegur yaa๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†




Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah sampai juga di kelompok kami.
In syaaAllah saya dan mba Ika (Latifah)   bersama akan memaparkan materi mengenai Tarbiyah Jinsiyah ๐Ÿ‘‰ Pendidikan Seksualitas (pada anak)


Namun sebelum kita masuk ke materi mari sejenak kita bersama merenungi beberapa Fakta dan Data berikut ini :






Selain dari beberapa Fakta dan Data di atas, di sebutkan juga beberapa ciri-ciri anak yang sudah teradiksi menurut Bu Elly Risman selaku Psikolog dan  Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati,

Diantaranya :
 1. Suka menyendiri
 2. Bicara tidak melihat mata lawan bicara 
 3. Prestasi di sekolah menurun
 4. Suka berbicara jorok 
 5. Berperilaku jorok (menarik tali bra, menyenggol dg sengaja bagian tubuh tertentu, dll) 
 6. Suka berkhayal tentang pornografi. 
 7. Banyak minum dan banyak pipis. 
 8. Suka menonton, bila dihentikan akan mengamuk (tantrum).

Setelah kita tahu akan data dan fakta di atas mati kita masuk  ke pembahasan Utamanya. Yakni mengenai apa itu tarbiyah jinsiyah, apa hambatannya dan bagaimana penanganan nya



Kita lanjut ya ๐Ÿ˜Š
PANDANGAN ISLAM

๐Ÿ”ดIslam adalah agama yang sesuai dengan fithrah manusia.

๐Ÿ”ด Islam memberikan panduan dalam setiap prilaku & perbuatan, ada yang bersifat petunjuk (preventif), kuratif ataupun yang bersifat rehabilitatif. 

๐Ÿ”ดIslam memandang persoalan perilaku manusia adalah integralistik, bukan saja merupakan tanggung jawab suatu disiplin ilmu tertentu atau dalil tertentu, melainkan suatu
proses rekayasa sosial yang lebih luas.

Tarbiyah Jinsiyah menurut konsep Islam adalah ๐Ÿ‘‰ Upaya mendidik nafsu syahwat agar sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga ia menjadi nafsu yang dirahmati Allah, dengan tujuan terbentuknya sakinah, mawaddah wa rahmah dalam sebuah rumah tangga yang mampu mendidik keturunannya untuk mentaati perintah Allah swt, sehingga manusia terbebas dari perbuatan zina

Tarbiyah Jinsiyah & Sex education versi Barat
๐Ÿ“Pendidikan seks pola Islam mengacu kepada pendidikan akhlak & adab yang berlandaskan kepada keimanan dan syariat/ aturan yang berasal dari Allah SWT. 

๐Ÿ“Sex Education versi Barat hanya mengajarkan "seksualitas yang sehat" meliputi: seks secara anatomis, fisiologis dan psikologis saja. Misal, cara mencegah kehamilan, tidak aborsi dsb.

Nah, jadi berbeda ya, antara pendidikan seks yg selama ini diajarkan dengan apa yang sesuai pandangan Islam

Ustadz Budi Ashari, Lc dalam sebuah kajian di tahun 2014 menyatakan bahwa masalah besar jika pendidikan seksual yang diberikan justru membangkitkan syahwat dan mengeruhkan otak para pelajarnya. Dr. Adnan Baharits termasuk orang yang tidak setuju dengan pelajaran Biologi mengenai alat reproduksi untuk para pemuda (setingkat SMP-SMA). Menurutnya, hal itu justru membangkitkan syahwat yang tidak perlu. Pendidikan seksual adalah lahan subur bagi pengikut syahwat untuk menebarkan kebatilan, penyimpangan moral, dan pemikiran sesat mereka dengan dalil ilmiah. Salah satu contoh kesesatan dalam pendidikan seksual adalah anak boleh melihat aurat orangtuanya.

Nah hal yang sangat penting ialah Tarbiyah jinsiyah dimulai dari pendidikan dalam keluarga ๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘ฆ, sebelum keluarga itu menyerahkannya kepada para pendidik ๐Ÿ‘ณ‍♀๐Ÿง• (sekolah umum) dan lingkungan. Dari orang tualah anak kita akan memahami dan memiliki wawasan apa yang disebut dengan syahwat.

๐Ÿ“– Firman Allah SWT :

"Dijadikan indah pada  manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak  dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik"(QS Ali Imran: 14)

Mari kita ingat kembali bahwa
FAKTOR  YANG MEMBAWA PENGARUH DALAM PENDIDIKAN ialah :
1- Keluarga / Orang tua
2- Lingkungan
3- Media

4- Doa

Mengenai ke-4 faktor ini ada beberapa penjelasannya :

Orang tua zaman sekarang betul-betul sangat berat untuk mendidik anak-anaknya, karena anak-anak dapat dengan mudah memperoleh informasi yang kebanyakan tidak baik dan bahkan menyesatkan dari luar lingkungan keluarga. Arus Ghowzul Fikr telah begitu dahsyatnya meracuni pemikiran ummat Islam terutama anak-anak kita.
Oleh karena itu mulailah dari keluarga, beri penjelasan kepada anak-anak, mudah-mudahan mereka punya daya kebal terhadap pengaruh buruk dari banyaknya informasi yang mencelakakan.

Yang tak kalah penting diingat oleh orangtua, menurut Ustadz Budi Ashari, Lc, ada tiga pembahasan utama dalam pendidikan seksual yakni:
1. Berketurunan
2. Bersuci

3. Menutup aurat


Ustadzah Herlina Amran memberikan beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua terkait menanamkan Tarbiyah Jinsiyah untuk anak-anaknya:

















Diatas ada 15 slide yang menyebutkan mengenai apa saja konsep awal yang harus kita pahami  sebagai orangtua

Dan satu hal yang tidak kalah penting juga ialah:
๐Ÿ’ Mendampingi  Anak

Satu hal yang tidak boleh kita lupakan ketika mendidik  anak kita adalah menemani mereka saat menonton tayangan TV, internet dll. Suka atau tidak suka saat ini, TV dan media lain telah lebih dahsyat merusak akhlak anak-anak kita. Alangkah bijaknya bila orang tua bisa memilah apa yang ditonton anak atau bila perlu menggantinya dengan tontonan Islami yang akan memberikan pengaruh positif pada anak.

Terakhir, mari kita berdoa bersama agar anak-anak kita dijauhkan dari kejahatan seksual yang senantiasa mengancam.

Boleh dihafal doanya ya,

Doa agar anak dilindungi dari perbuatan zina atau kejahatan seksual:

ุงَู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ุฐَู†ْุจَู‡ُ ูˆَุทَู‡ِّุฑْ ู‚َู„ْุจَู‡ُ ูˆَุญَุตِّู†ْ ูَุฑْุฌَู‡ُ
Allahummaghfir dzanbahu (ha)
Wathohhir qalbahu (ha)
Wahashshin farjahu (ha)

(*"hu" utk anak laki. "Ha" utk anak perempuan)

"Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya."

Ini adalah doa yg diucapkan nabi saw setelah berdialog dgn seorang pemuda yg minta ijin ke nabi agar diperbolehkan berzina. Setelah dialog yg mencerahkan, nabi menempelkan telapak tangannya ke dada sang pemuda, dan berdoa spt di atas. Semenjak itu sang pemuda tumbuh mjd sosok yg soleh dan membenci perzinaan.

๐Ÿ“– Referensi ๐Ÿ“–
Seminar Tarbiyah oleh usth. Herlini Amran pada tanggal 13/09/17

๐Ÿ“• Herlina Amran, MA. Tarbiyah Jinsiyah dalam Keluarga Muslim. http://pustaka.islamnet.web.id/Bahtsul_Masaail/

๐Ÿ“•Kajian Guru Kuttab Al Fatih Depok (26 November 2014). Tarbiyah Jinsiyah. http://rabbanifamily.tumblr.com/post/115612352121/

SESI TANYA JAWAB

1⃣ mba Leila
Slide terakhir yang 15 slide itu, maksudnya yang terkait interaksi secara jasmani, ya? Kalau peran keayahan, bagaimana menjadi suami yang mengayomi gitu, apakah perlu ditunda juga?

๐Ÿ”ตJadi maksud slide 15 ini lebih kepada pembelajaran mengenai hubungan suami istri. Umumnya yang kita pelajari selama ini masalah pendidikan seks itu sudah diajarkan di bangku SMP- SMA.
Bahasanya pun langsung vulgar. Bahkan ada yg diajarkan langsung bagaimana tata caranya.
Nah, dalam Islam, mau belajar demikian harus memang sudah matang dan sudah siap menikah. Jangan diajarkan saat remaja


Kalau mengenai karakter agar menjadi suami yang mengayomi atau istri yang Sholihah, perlu dididik karakternya sejak kecil. Sangat perlu peran orang tua dalam membentuknya. Jangan sampai anak kehilangan figur ayah dan ibu.

2⃣
Mba Leila
Nah, ini mengingatkan saya pada pendapat teman yang tidak mau menyiapkan anaknya terkait mimpi basah dst, padahal dia dokter, dengan alasan nanti malah mempercepat puber. Berbeda dengan materi bu Elly Risman yang justru mengajarkan perbedaan mani, wadi, madzi dengan cairan yang mirip konsistensinya (lem dkk). Ternyata memang ada pakar lain yang berpendapat demikian ya, bahwa pengenalan justru bisa berdampak negatif.

Trus kalimat terakhirnya, ini aurat maksudnya aurat dalam tanda kutip, ya? Misal sehari-hari pakai celana pendek kelihatan paha, gitu, itu aurat juga kan ya sebetulnya?

 ๐Ÿ”ต Iya mba. Jadi kalo Bu Elly Risman masih cukup banyak memakai cara pendidikan seks barat.
Dalam Islam, pengenalan mani madzi tidak perlu langsung di perhatikan demikian.

Jika anak sudah masuk usia tamyiz (mampu membedakan baik dan benar), mereka sudah dapat di ajak diskusi secara logika.

Nanti yg perlu menjalankannya adalah orang tua masing2. Jika anak laki, dikenalkan utk masalah baligh ini oleh ayahnya.
Misalnya, bisa diberitahu, "Abang, kalo nanti tahu-tahu Abang ngompol, tapi airnya bukan air pipis, namun lebih kental seperti lem, Abang kasih tau ayah ya. Karena tandanya Abang sudah baligh"

Atau kepada anak perempuan, pendekatan kepada ibunya yg melakukan. Dijelaskan saja apa itu haid,seperti apa awalnya.

๐Ÿ”ต tentang yg aurat. Iya benar mba. Aurat orangtuanya. Misalnya walau dengan anak sendiri, orang tua jangan membuka aurat utamanya. Misal ibunya berpakaian diatas lutut, atau pakaian you can see, apalagi kalau anaknya laki.

3⃣
Mba Fita
1. KIta tidak bisa benar2 mencegah anak dari paparan pornografi, krn tdk 24 jam bersama anak dan faktor lainnya. Bagaimana jika anak terlanjur terpapar gambar2 porno tsb? apalagi saat di sekolah/bersama teman2nya

2. Etika kehidupan suami istri baru diajarkan saat benar2 akan menikah, kalau kita tidak tahu pasti kapan kita akan menikah sejak kapan mulai belajarnya? takutnya merasa terlambat/kurang belajar saat udah benar2 mau nikah

๐Ÿ”ต Untuk pencegahan ini memang faktor penting orang tua dalam menjelaskan. Dari kecil anak sudah di jelaskan batasan aurat yg boleh dilihat mana yg tidak. Selain itu, pendidikan KEIMANAN dan ADAB juga sangat penting.
Jika anak sudah tau semua itu, ditambah iman dan adabnya kuat, maka jika lihat gambar porno pasti dia Tdk mau dan menutup mata.

๐Ÿ”ต untuk pertanyaan kedua, seperti yg sudah dijawab dari pertanyaan mba Leila tadi ya

4⃣
Mba Ela
Mba di poin ini seperti nya penekanan nya pd menemani saat menonton, pdhl justru kebanyakan anak2 di beri tontonan melalui gadget atw tv saat ortunya tdk bisa mendampingi. Wlwpun misalnya, konten tontonan itu sdh di pilih dan di pilah oleh ortu. Tdk menutup kemungkinan ada celah utk tontonan yg "buruk" terutama saat menonton youtube scr online misalnya. Ini gmn y mba?

๐Ÿ”ต Pertanyaan mba Ela jawabannya sama dengan pertanyaan mba Fita tadi mba.

Jadi di awal, selesaikan dulu informasi aurat kepada anak.

Dan mengenai tontonan memang baiknya sangat dikurangi. Baik itu tontonan TV atau HP/gadget lainnya.

Karena pengaruhnya lebih banyak buruknya dibandingkan baiknya
๐Ÿ”ต Anak2 yg tidak terbiasa nonton tontonan yg bukan haknya (maksudnya melihat aurat yg bukan haknya), maka saat ia melihat, ia akan risih dan malu. Biasanya menutup mata dengan tangan. Nah, jika mereka dibiasakan bahwa tidak apa2 nonton demikian, lama kelamaan mereka juga akan terbiasa. Selanjutnya bisa tidak merasa bersalah atau aneh jika melihat demikian lagi.

Wallahu'alam bishshowwab
๐Ÿ”ต Oya, tambahan. Satu lagi yg penting. Selain di dampingi adalah dicarikan teman2 yg baik utk anak2 kita. Karena lingkungan terdekat sangat berpengaruh bagi anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Progress Day 4 RBI

Setelah kemarin saya mengevaluasi pada tahap pertama di kurikulum HS Mba Kiki Barkiyah , hari ini saya mencoba melihat  dan mengupas pada ...